Sabtu, 30 Juni 2012

Perencanaan Menu bagi Penderita Penyakit Hati (Bag. II)

Diposting oleh Hening Cahyaningtyas di 22.56.00 0 komentar
DIET HATI I
       Diet Hati I diberikan bila pasien dalam keadaan akut atau bila prekoma sudah dapat diatasi dan pasien sudah mulai mempunyai nafsu makan.
       Melihat keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak.
       Pemberian protein dibatasi (30 g/hari) dan lemak diberikan dalam bentuk mudah dicerna.
Contoh menu :
Pagi : Bubur ayam, telur 1/2 matang, jus tomat
 Pukul 10.00 : Puding maizena + sirup, sari jeruk
 Siang :  Bubur tim, daging suwir, setup bayam, pepaya
 Pukul 16.00 : Sirup cocopandan
 Malam : Bubur nasi, perkedel daging, sup wortel + labu siam, pisang

DIET HATI II
       Diet hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet hati I kepada pasien yang nafsu makannya cukup.
       Makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa.
       Protein diberikan 1g/kg BB dan lemak sedang (20-25% dari kebutuhan energi total) dalam bentuk yang mudah dicerna

DIET HATI III
       Diet hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati II atau kepada pasien hepatitis akut (Hepatitis Infeksiosa/A dan Hepatitis Serum/B) dan sirosis hati yang nafsu makannya telah baik, telah dapat menerima protein, dan tidak menunjukkan gejala sirosis hati aktif. 
Contoh menu :
Pagi : Nasi beras giling masak, telur ayam dadar, sayur buncis, susu skim, gula pasir
 Pukul 10.00 : Donat, sirup, pepaya, gula pasir
 Siang : Nasi beras giling masak, ikan goreng + saos tomat, tumis tahu, sup bayam, apel, minyak kelapa sawit
 Pukul 16.00 : Klepon, minuman coklat, gula pasir, biskuit
 Malem : Nasi beras giling masak, empal daging, oseng-oseng tempe, sayur lodeh, pepaya


SUMBER :
Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Perencanaan Menu bagi Penderita Penyakit Hati (Bag. I)

Diposting oleh Hening Cahyaningtyas di 20.31.00 0 komentar

Syarat-syarat diet bagi penderita penyakit hati :
       Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein, yaitu 40 – 45 kkal/kg BB.
       Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi.
       Protein agak tinggi, yaitu 1,25 – 1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme protein.
       Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi.
       Natrium diberikan rendah.
       Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontraindikasi.
       Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau makanan biasa sesuai dengan kemampuan saluran cerna.

Jenis makanan yang dianjurkan :
       Sumber karbohidrat, seperti nasi, havermout, roti putih, dan umbi-umbian.
       Sumber protein, antara lain telur, ikan, daging, ayam, tempe, tahu, kacang hijau, sayuran dan buah-buahan yang tidak menimbulkan gas.
       Makanan yang mengandung karbohidrat tinggi dan mudah dicerna seperti gula-gula, sari buah, selai, sirup, manisan, dan madu.
       Diet yang kaya serat sangat dianjurkan

Jenis makanan yang dihindari :
       Semua makanan yang mengandung lemak tinggi seperti daging kambing dan babi, jeroan, otak, es krim, susu full cream, keju, mentega/margarin, minyak, serta makanan bersantan seperti gulai, kare, atau gudeg.
       Makanan kaleng seperti sarden dan kornet.
       Kue atau camilan berlemak, seperti kue tart, gorengan, fast food.
       Bahan makanan yang menimbulkan gas, seperti ubi, kacang merah, kubis, sawi, lobak, mentimun, durian, nangka.
       Bumbu yang merangsang, seperti cabe, bawang, merica, cuka, jahe.
       Minuman yang mengandung alkohol dan soda.

SUMBER :
Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
 


 

Coloring my life... Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea